Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan pondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Namun, dalam proses pembelajaran, masih banyak terjadi praktik hukuman fisik yang dilakukan terhadap siswa. Hal ini tentu tidak seharusnya terjadi, karena hukuman fisik bukanlah bagian dari kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pemerhati pendidikan menegaskan bahwa hukuman fisik tidaklah efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Sebaliknya, hukuman fisik justru dapat menyebabkan trauma dan merusak hubungan antara siswa dan guru. Selain itu, hukuman fisik juga tidak sesuai dengan prinsip hak asasi manusia yang melarang perlakuan yang tidak manusiawi terhadap individu.
Sebagai gantinya, pemerhati pendidikan menyarankan agar pendekatan yang lebih positif dan konstruktif digunakan dalam mengatasi perilaku siswa yang bermasalah. Guru dapat menggunakan pendekatan komunikasi yang baik, memberikan dorongan dan dukungan kepada siswa, serta memberikan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Selain itu, pemerhati pendidikan juga menekankan pentingnya peran orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Orangtua perlu memberikan contoh yang baik dan memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kedisiplinan yang baik dan menghormati orang lain.
Dengan menghilangkan praktik hukuman fisik dalam KBM, diharapkan proses pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Siswa akan merasa aman dan nyaman dalam belajar, sehingga dapat mencapai potensi mereka secara maksimal. Semua pihak, baik guru, orangtua, maupun siswa, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan positif bagi perkembangan anak-anak kita.