Alasan monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK

Monumen Reyog Ponorogo dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) adalah dua monumen yang terkenal di Indonesia. Namun, satu hal yang menarik untuk dibahas adalah mengapa Monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK.

Salah satu alasan utama mengapa Monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK adalah karena kedua monumen tersebut memiliki tujuan dan konsep yang berbeda. Monumen Reyog Ponorogo adalah monumen yang dibangun untuk memperingati budaya dan tradisi lokal Ponorogo, yaitu tarian tradisional Reyog. Monumen ini memiliki tinggi yang mencapai 30 meter dengan patung utama yang menggambarkan sosok Reyog yang gagah dan megah.

Sementara itu, GWK adalah monumen yang dibangun untuk memperingati kebudayaan dan keagamaan Hindu di Indonesia. Monumen ini memiliki tinggi yang mencapai 121 meter dengan patung utama yang menggambarkan sosok Garuda Wisnu Kencana, salah satu dewa dalam agama Hindu. Meskipun GWK lebih tinggi secara absolut, namun Monumen Reyog Ponorogo memiliki tinggi yang lebih besar dalam perbandingan skala antara patung dan monumen.

Salah satu faktor lain yang membuat Monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK adalah karena biaya pembangunan dan material yang digunakan. Pembangunan Monumen Reyog Ponorogo didukung oleh pemerintah daerah Ponorogo dan masyarakat setempat yang sangat bangga dengan tradisi Reyog. Sehingga, tidak heran jika mereka lebih cenderung untuk mengalokasikan dana yang lebih besar untuk membangun monumen yang lebih tinggi dan megah.

Sementara GWK dibangun oleh swasta dan didukung oleh pemerintah Bali, sehingga pembangunannya lebih terbatas oleh anggaran yang tersedia. Meskipun begitu, GWK tetap menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Indonesia dan menjadi simbol keagamaan dan kebudayaan yang penting.

Dari dua monumen tersebut, Monumen Reyog Ponorogo dan GWK, keduanya memiliki keunikan dan keistimewaan masing-masing. Meskipun Monumen Reyog Ponorogo lebih tinggi dari GWK, namun kedua monumen tersebut tetap menjadi bagian penting dari kekayaan budaya dan keagamaan Indonesia. Semoga kedua monumen ini terus menjadi simbol yang memperkaya dan memperindah panorama budaya Indonesia.

| January 11th, 2025 | Posted in travel |

Comments are closed.